World Dance Day 2022
Saresehan bersama Prof. Dr. I Made Bandem, MA
Seniman, Budayawan, Akademisi.Mengenal beliau dari tahun 1979 ketika saya diajak menonton Pesta Kesenian Bali untuk pertama kalinya oleh bapak saya. Dari sejak saat itu setiap ada pertunjukkan di ASTI (sekarang ISI Denpasar) saya pasti diajak menonton pertunjukkan tersebut karena Prof. Dr. I Made Bandem, MA adalah teman bapak saya. Saya sangat kagum dengan karya seni yang ditampilkan khususnya seni tari. Dan saya selalu duduk terdepan disetiap pementasan yang dilangsungkan.
Termasuk saat kami bertemu kembali di acara World Dance Day 2022 di Dharma Negara Alaya. Di usia beliau yang sekarang 77 tahun masih sangat bugar dalam mempraktekkan gerak tari, termasuk saat memperagakan gerak Sang Hanoman yang sangat saya tunggu-tunggu, karena selama ini saya hanya mendengar cerita saja dari ibu dan bapak saya di tahun 1960an betapa hebatnya saat itu pak Bandem memerankan tokoh Hanoman. Bersyukurnya saya juga diberikan kesempatan menjadi penanya terakhir di sesi tanya jawab pada saresehan yang dilaksanakan. Mengalirlah pertanyaan saya seputar dunia seni tari masa dulu, saat ini dan yang akan datang/masa depan. Pertanyaan saya tersebut sebenarnya banyak terkait proses belajar dan bagaimana seorang murid menemukan guru sejati dalam kehidupan mengarungi dunia seni. Saat saresehan ini semua pertanyaan terjawab tuntas. Termasuk ketika beliau berkata, bahwa disetiap akan menarikan tokoh Hanoman selalu dibarengi/diawali dengan hembusan angin dan hujan rintik rintik itu yang disebut Taksu. Terima kasih Prof. Dr. I Made Bandem, MA untuk semua ilmu, nasehat serta wejangan yang sudah diberikan, semoga selalu diberikan kesehatan untuk terus dapat membina insan muda di tanah Bali.Selamat Hari Tari Sedunia, Salam Budaya & Rahayu